Hafalan Alex

“Pancasila, Satu ketuhanan yang maha Esa. Dua, Kemanusiaan bagi seluruh rakyat Indonesia,”

Suara lantang Alex ditertawakan dan diteriaki oleh semua murid di kelas. Lantaran, ia salah ketika menyebutkan sila kedua yang tercantum dalam Pancasila. Bu Yati selaku guru kelas 4 SD pun menggelengkan kepala, tetapi sambil tersenyum.

Materi mengenai Pancasila telah dijelaskan sejak dua minggu yang lalu. Akan tetapi, Alex masih belum juga hafal. Padahal, semua teman yang lain semuanya sudah berhasil menghafalkan Pancasila.

“Tidak apa-apa, Alex. Kamu hafalkan lagi ya. Sekarang kamu boleh duduk di bangkumu” Bu Yati berbicara dengan lembut.

Alex tidak bergeming. Ia tetap berada di depan kelas, tepatnya di samping meja Bu Yati. “Akan tetapi, Bu, berarti aku bukan warga negara yang baik dong? Aku kan nggak hafal Pancasila?”

Bu Yati pun tersenyum kembali, lalu ia berbicara serta memberikan penjelasan.

“Orang yang hafal Pancasila belum tentu dapat mengamalkannya dengan baik dan benar. Warga negara yang baik, tak sekadar mampu menghafal, tetapi juga mengamalkan nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila dengan baik dan benar. Contohnya, bisa aja Mamar sudah berhasil menghafal Pancasila, tetapi dia masih malas beribadah dan senang berbohong. Nah, hal seperti itu yang tidak mencerminkan nilai Pancasila dari sila yang pertama.”

Alex mengangguk sebagai tanda paham, lalu teman-teman sekelasnya pun turut mengangguk. Lantas, semua murid pun kembali ke tempat duduk untuk mengikuti pelajaran hingga waktu belajar selesai.

Saat jam sekolah telah usai, Alex mengajak Mamat untuk segera keluar kelas. Mereka tidak buru-buru pulang, tetapi pergi ke mushola sekolah untuk menunaikan ibadah sholat dzuhur. Bu Yati yang melihat mereka dari kejauhan pun tersenyum dengan penuh rasa bangga.